Minggu, 28 Desember 2014

LAPORAN KLIMATOLOGI PENGENALAN ALAT - ALAT BMKG

LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM KLIMATOLOGI





Disusun oleh:
Kelompok VIIB
           
Wildan Kurniawan            23040113140055
Resy Anastasia                   23040113140063
Djuwita Rahmawati           23040113140074
Khotimatul Barki               23040113140078





Description: Description: Description: Description: C:\Users\sony\Downloads\New folder\logo-undip-bw-256x300.jpg



PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS
JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG


 
2014


BAB I
PENDAHULUAN
            Klimatologi adalah ilmu yang mempelajari keadaan rata-rata cuaca yang terjadi pada suatu wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cuaca merupakan keadaan fisik atmosfer pada suatu saat dan tempat tertentu dalam jangka pendek. Unsur-unsur cuaca antara lain radiasi matahari, suhu, kelembaban nisbi udara, tekanan udara, evaporasi, curah hujan, angin,awan dan lain-lain.
            Klimatologi pertanian merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan tentang hubungan antara keadaan cuaca dan problema-problema khusus kegiatan pertanian, terutama membahas pengaruh perubahan cuaca dalam jangka pendek. Pengamatan dan penelaahan ditekankan pada data unsur cuaca mikro yakni keadaan dari lapisan atmosfer permukaan bumi kira-kira setinggi tanaman atau obyek pertanian tertentu yang bersangkutan. Selain itu dalam hubungan yang luas, klimatologi pertanian mencakup pula lama musim pertanian, hubungan antara laju pertumbuhan tanaman atau hasil panen dengan faktor atau unsur-unsur cuaca dari pengamatan jangka panjang.
            Stasiun meteorologi adalah tempat yang mengadakan pengamatan terus-menerus mengenai keadaan fisik dan lingkungan (atmosfer). Dalam persetujuan internasional, suatu stasiun meteorologi paling sedikit mengamati keadaan iklim selama sepuluh tahun berturut-turut sehingga akan mendapat gambaran umum tentang rerata keadaan iklim, batas-batas ekstrim, dan pola siklusnya. Tugas BMKG adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sasaran BMKG dalam menyebarkan informasi yaitu penanggulangan atau antisipasi bencana meliputi banjir, angin kencang, kekeringan, tsunami dan gempa. BMKG mempunyai tujuan dan manfaat untuk mengamati dan memahami fenomena meteorologi, klimatologi, kualitas udara, dan geofisika.
            Tujuan dari praktikum Klimatologi adalah untuk mengetahui cara kerja dan fungsi alat-alat di stasiun klimatologi, jenis awan, dan curah hujan. Manfaat dari praktikum klimatologi adaah dapat menerapkan klimatologi dalam bidang pertanian sehingga dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian.


BAB III
MATERI DAN METODE
Praktikum Klimatologi pengenalan alat- alat BMKG dilaksanakan  pada hari Kamis tanggal 16 Oktober 2014 pada pukul 08.00 – 10.00 WIB di Kantor Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jalan Siliwangi No. 291, Semarang. Praktikum identifikasi jenis awan dilaksanakan pada tanggal 12 – 18 November 2014 di daerah Tembalang, Semarang.
3.1.            Materi
Unsur-unsur yang diamati dalam Praktikum Klimatologi yaitu  alat untuk  mencatat intensitas cahaya matahari disebut Gun Bellani, untuk mengukur atau mencatat intensitas radiasi matahari secara otomatis bernama Actinograph Bimetal, alat untuk mencatat lamanya penyinaran matahari yaitu Campbell Stokes, untuk mengukur suhu udara disebut Psychrometer Standar, untuk mengukur suhu tanah di tanah yag gundul atau berumput dinamakan Thermometer Tanah gundul dan berumput, alat untuk mengukur tekanan udara adalah Barometer, alat untuk mengukur tekanan udara secara otomatis bernama Barograph, alat untuk mengukur kecepetan angin disebut Anemometer, alat untuk mencatat suhu udara dan kelembapan udara bernama Thermonigrogrph, alat untuk mengukur penguapan air secara langsung adalah Open Pan Evaporimeter, alat untuk mengukur penguapan air dalam ruang yaitu Piche Evaporimeter, alat untuk mengukur curah hujan ada tiga jenis yaitu Pecakar Hujan OBS; Pencakar Hujan Otomatis; Automatic Rain Gauge, alat untuk mengukur kualitas curah hujan disebut Automatic Rain Sampler dan alat untuk mencatat kualitas udara yaitu High Volume Sampler.
3.2.            Metode
3.2.1.      Pengenalan Alat
Metode yang dilakukan dalam Praktikum Klimatologi pengenalan alat klimatologi adalah mendengarkan penjelasan dari perwakilan karyawan BMKG tentang pengenalan alat-alat yang terdapat di taman BMKG, mahasiswa melihat atau mengamati langsung alat-alat yang terdapat di taman alat BMKG, dan memfoto alat-alat yang ada BMKG.
3.2.2.      Pengamatan Awan
Metode yang di lakukan dalam praktikum klimatologi pengamatan awan adalah memfoto atau mengambil gambar awan di pagi hari, siang hari, dan sore hari dan mengidentifikasi  awan.
 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
            Berdasarkan praktikum klimatologi pengenalan alat-alat BMKG yang biasa digunakan untuk mengamati cuaca dalam bidang pertanian, dalam mengamati cuaca dapat digunakan beberapa jenis peralatan yang mempunyai prinsip kerja sama tetapi memiliki beberapa perbedaan seperti dari segi ketelitian pengamatan, kepraktisan, maupun cara penggunaan.
4.1.      Radiasi Matahari
            Berdasarkan  praktikum klimatologi diperoleh hasil bahwa radiasi matahari dapat diukur dengan menggunakan tiga alat pendeteksi yaitu Gun Bellani, Campbell Stokes, dan Actinograph Bimetal.
4.1.1.   Gun Bellani
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Radiasi Matahari diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
Ilustrasi 11. Gambar Gun Bellani

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Perekam Penyinaran Matahari Gun Bellani adalah alat yang berfungsi untuk mencatat intensitas cahaya matahari. Gun Bellani memiliki fungsi sama dengan alat aktinograf yaitu untuk mengukur total radiasi matahari selama satu hari sejak matahari terbit hinga terbenam. Hal ini sesuai dengan pendapat Abbadie (2006) yang menyatakan bahwa radiasi matahari dapat diukur secara rutin dengan pyranometer Gun Bellani. Cara kerja alat ini adalah pada saat memasang alat ini di pagi hari alat dibalik dan dikembalikan sehingga permukaan air dalam tabung mendekati nol. Air dalam alat volumenya konstan dan bila kena cahaya matahari akan menguap. Tinggi alat  secara  keseluruhan adalah 64 cm. Radiator  Gun bellani ini dipasang pada  sebuah tabung yang ditanam di dalam tanah.  Juga yang nampak dari luar  hanya  bola kacanya karena ada penyangga  bola kaca yang  posisisnya sejajar dengan per mukaan tanah sehingga  sinar matahari dapat jatuh dengan  tepat pada  alat.sehingga  pipa  kaca dari alat ini tersembunyi dalam tabung di dalam tanah. Alat ini terdiri dari   bola timah, bola kaca,  air murni, dan  pipa  kaca  berskala. Tjasyono (1992) menambahkan bahwa alat pengukur radiasi matahari dipakai untuk mengukur radiasi gelombang pendek dari matahari langsung dan radiasi baur yang jatuh pada permukaan horisontal di tanah.
4.1.2. Actinograph Bimetal
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Radiasi Matahari diperoleh hasil sebagai berikut:
            Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
Ilustrasi 12. Gambar Actinograph Bimetal

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Perekam Penyinaran Matahari Actinograph Bimetal merupakan alat pengukur/pencatat secara otomatis intensitas radiasi matahari. Hal ini sesuai dengan pendapat Hassan (1979) bahwa aktinograf adalah alat yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar matahari yang dapat mencatat sendiri Satuan alat actinograph bimetal adalah K Cal/cm2 (Langley). Kertas pias harus diganti setiap hari dan setiap kotak kecil sebesar 12 kalori dengan perhitungan total 1 hari dihitung jumlah kota kecil. Alat ini berfungsi untuk mengukur radiasi matahari dalam waktu satu hari, dipasang pada tempat terbuka diatas pondasi beton setinggi 120 cm. Alat ini dinamakan bimetal karena prinsip kerja alat terdiri dari dua buah lempengan logam yang berbeda warna sebagai sensor, yaitu lempengan berwarna putih mengkilat dan warna hitam gelap. Perbedaan selisih nilai pemuaian kedua lempengan tersebut dipakai sebagai dasar pengukuran dan perbedaan ini akan mengakibatkan beda pemuaian pada kedua lempengan tersebut, sehingga menimbulkan gerak pada pena dan akan melukis pada kertas pias yang dipasang pada silinder jam. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjasyono (1992) bahwa pada pias perekam, penjalaran pembakaran pada pias harus minimum pada penyinaran matahari yang  kuat dan dapat memberikan kontras yang baik dengan bekas bakar dan mudah menyerap radiasi matahari sehingga timbul pemanasan.
4.1.3.      Campbell Stokes
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Radiasi Matahari diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
Ilustrasi 13. Gambar Campbell Stokes

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Perekam Penyinaran Matahari Campbell Stokes merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur lamanya penyinaran matahari. Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/ diameter 10 – 15 cm dan berfungsi sebagai lensa cembung yang dapat mengumpulkan sinar matahari ke suatu titik api (fokus). Alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Lamanya penyinaran matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian yang terbakar, panjang jejak/ bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran matahari. Hal ini sesuai dengan Kartasapoetra (2004) yang menyatakan bahwa kertas pias pada saat matahari tertutup awan, kertas pias tidak akan terbakar sehingga untuk mengukur durasi penyinaran matahari di Indonesia hanya diukur selama 8 jam saja, yaitu dari jam 08.00 sampai jam 16.00. Tjasyono (1992) menambahkan bahwa alat jenis campbell stokes lebih sederhana konstruksiya, yang terdiri dari bola gelas pejal berdiameter 10 cm dan bertindak sebagai lensa untuk memusatkan sinar matahari yang datang.
Prinsip kerja alat ini adalah sinar matahari yang datang menuju permukaan bumi, khususnya yang tepat jatuh pada sekeliling permukaan bola kaca pejal akan dipokuskan ke atas permukaan kertas pias yang telah dimasukkan ke celah mangkuk dan meninggalkan jejak bakar sesuai posisi matahari saat itu. Jumlah kumulatif dari jejak titik bakar inilah yang disebut sebagai lamanya matahari bersinar dalam satu hari (satuan jam/menit).

4.2. Suhu
4.2.1. Suhu Udara
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Penghitung Suhu Udara diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
Ilustrasi 14. Gambar Psikrometer standar


Berdasarkan praktikum klimatologi pada materi identifikasi alat-alat stasiun klimatologi psikrometer standar digunakan menentukan suhu udara. Cara kerja alat ini adalah dengan mengembang dan mengkerutnya rambut karena kelembaban udara yang berbeda akan menggerakkan sistem tuas sehingga pena kelembaban udara bergerak dan menggores kertas grafis. Cara pemasangan alat ini dengan menggunakan protable ataupun dipasang pada sangkat meteorologi. Hal ini sesuai dengan pendapat Prawirowardoyo (1996) bahwa Psikrometer berfungsi untuk mengukur kelembaban udara. Psikrometer ini terdiri dari dua termometer yang identik dan letaknya saling berdekatan. Termometer yang satu tidak diapa-apakan, sedangkan termometer yang satunya dibalut dengan kain tipis yang selalu basah Psikrometer ini diletakkan di dalam sangkar Stevenson. Hal ini sesuai dengan pendapat Tjasyono (1995) yang menyatakan bahwa Psikometer ini terdiri dari termometer bola kering dan bola basah dan alat ini ditempatkan dalam sangkat meteorologi dalam kedudukan berdiri.

4.2.3. Suhu Tanah
Berdasarkan praktikum klimatologi pada materi identifikasi alat-alat stasiun klimatologi Penghitung suhu tanah diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
Ilustrasi 15. Gambar Termometer tanah gundul dan berumput

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Termometer Tanah gundul dan berumput digunakan menentukan suhu tanah gundul dan tanah berumput. Alat ini berguna pada perencanaan penanaman dan sering digunakan oleh para ilmuwan iklim maupun ilmuwan tanah. Prinsip kerja alat ini hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk dan panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu udara. Perubahan lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang kebih besar daripada udara. Alat ini berfungsi untuk mengukur suhu tanah dengan kedalaman yang berbeda, yaitu 0 cm (permukaan tanah), 2 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Termometer ini menggunakan cairan air raksa dan diletakkan di tanah yang permukaan tanahnya berumput pendek, dan tanah gundul. Untuk termometer dengan kedalaman 0 cm, 2 cm, 5 cm, 10 cm, dan 20 cm dipasang dengan sudut kemiringan 60º dan dipasang pada penahan besi untuk memudahkan pembacaan. Untuk thermometer dengan kedalaman 50 cm dan 100 cm digunakan thermometer berselubung. Bagian bawah bola thermometer diisi dengan parafin/lilin, hal ini dimaksudkan untuk memperlambat perubahan suhu ketika diangkat saat pengamatan/ pembacaan. Hal ini sesuai dengan Tjasyono (1995) yang menyatakan bahwa temperatur tanah diukur pada keadaan tanah yang berbeda misalnya 5 cm, 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm, dan 100 cm. Untuk pengukuran pada kedalaman kurang dari 50 cm dipakai termometer tanah yang dibengkokan dan skalanya menghadap ke atas. Prawirowardoyo (1996) menambahkan bahwa pembacaan temperatur tanah dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung besi/ baja dan pembacaan perubahan temperatur yang terjadi karena pengaruh lingkungannya.

4.2.         Tekanan Udara
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi diperoleh hasil sebagai berikut :



         Ilustrasi 16. Gambar Barometer   
         Ilustrasi 17. Gambar Barograph     
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Barometer dan Barograph berfungsi untuk mengukur tekanan udara. Cara kerja alat ini adalah tabung berisi air raksa dan dilengkapi termometer untuk mengetahui suhu udara dalam ruangan. Alat ini tidak boleh terkena sinar matahari dan angin, alat ini langsung dipasang tegak lurus pada dinding yang kuat. Tinggi bejana 1 meter dari lantai. Hal ini sesuai dengan pendapat Wirjohamidjojo (2009) bahwa barometer yang banyak digunakan, yaitu menggunakan kolom air raksa. Tinggi kolom air raksa menujukkan besarnya tekanan udara.
 4.2.     Angin
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi diperoleh hasil sebagai berikut:
         Ilustrasi 18. Wind direction
         Ilustrasi 19. Cup counter anemometer
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi cup counter anemometer digunakan untuk mengukur laju dan atau arah angin. Cup Counter Anemometer ini dilengkapi alat untuk mengukur kekuatan angin. Penempatan Cup Counter Anemometer yaitu di lapangan terbuka yang tidak ada penghalangnya, dengan ketinggian tertentu. Hal ini sesuai dengan pendapat Hassan (1979) bahwa kecepatan angin dapat diukur dengan anemometer mangkok. Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan angin pada suatu jangka waktu dan jumlah tiupan angin per satuan waktu. Tiga buah mangkok akan berputar jika tertiup angin. Semakin besar kekuatan angin semakin cepat putarannya. Pada poros putaran dipasang magnit pembangkit arus listrik sehingga bila mangkok berputar timbul arus yang besarnya sebanding dengan kecepatan putaran. 

4.4.     Kelembaban Udara

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi diperoleh hasil sebagai berikut:

           

Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
Ilustrasi 20. Gambar Termohigograph

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Termohigrograph digunakan untuk mengukur kelambaban udara atau suhu dan dapat merekam sendiri. Hal ini sesuai dengan pendapat Hassan (1979) bahwa suhu udara dapat pula diukur secara kontinu dengan menggunakan termometer yang dapat merekam sendiri, yang dinamakan termograf. Hal ini didukung pendapat Prawirowardoyo (1996) bahwa suatu alat dapat mengukur suhu terus-menerus secara otomatis dinamai termohigrograph. Termohigrograph dilengkapi dengan suatu mekanisme yang memutarkan tromol yang berbentuk silinder dan berpias. Pada alat ini gerakan pena perekam pada tromol mengikuti perubahan kelengkungan suatu bilah atau spiral bimetal, yang salah satu ujungnya diikat tetap pada kerangka termograf

4.4.     Penguapan
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
Ilustrasi 21. Gambar Open Pan Evaporimeter

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Open Pan Evaporimeter atau tangki Penguapan digunakan untuk banyaknya penguapan air dengan menghitung perubahan air saat awal dan setelah penguapan. Hal ini sesuai dengan pendapat Prawirowardoyo (1996) bahwa tangki penguapan berguna untuk mengukur penguapan air. Tangki penguapan terdiri dari sebuah tanki yang berbentuk silinder dengan diameter 120 cm, tingginya 25 cm dan skala untuk mengukur ketinggian air. Tanki ini dibuat dari pelat logam. Cara kerja alat ini menggunakan metode dengan mengukur perubahan ketinggian permukaan air awal dan setelah penguapan yang terdapat di dalam tanki. Tjasyono (1995) menambahkan bahwa Panci besar tempat air ini biasanya memiliki diameter 122 cm (4 kaki) dan tingginya 25,4 cm (10 inci). Besarnya penguapan tergantung pada temperatur, kelembaban, tekanan udara, dan kecepatan angin.

4.7.1.      Ombrometer Tipe Hellman
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
Ilustrasi 22. Gambar Ombrometer Tipe Hellman

Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Ombrometer Tipe Hellman digunakan untuk mengukur banyaknya curah hujan secara otomatis (mencatat sendiri) dengan pias yang bergerak. Peletakan alat ini di lapangan terbuka. Hal ini sesuai dengan pendapat Hassan (1979) bahwa alat penakar hujan ada 2 macam yaitu yang dapat mencatat sendiri dan yang tidak mencatat sendiri. Penakar hujan yang dapat mencatat sendiri adalah ombrometer tipe Hellman dan ombrometer tipe Bendix. Ombrometer Tipe Hellman dipasang dilapangan terbuka dengan jarak biibir corong dengan tanah setinggi 1,40 meter. Air hujan yang jatuh kedalam corong akan mengalir ke tabung, dimana pada sumbunya melekat pena bertinta yang turut naik dan memberi bekas pada pias. Hal ini didukung pendapat Prawirowardoyo (1996) bahwa ombrometer tipe hellman selain dapat digunakan untuk mengukur banyaknya curah hujan, dapat pula diketahui intensitasnya yaitu banyaknya curah hujan tiap satuan waktu. Perekaman pada umumnya dilakukan pada pias yang bergerak
4.7.2.      Automatic Rain Gauge (Arg)
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
    Ilustrasi 23. Gambar Automatic Rain Gauge (Arg)
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi Automatic Rain Gauge (Arg) berfungsi untuk pengukuran intensitas curah hujan secara otomatis.pada prinsipnya, alat ini sama seperti penangkar hujan lainnya namun tidak memakai tabung penangkar. Cara kerja alat ini adalah air hujan turun melewati corong dan data akan terhitung otomatis, data akan langsung dikirim ke pusat. Hal ini sesuai dengan pendapat agus et all (2007) yang menyatakan bahwa data curah hujan diperoleh dari hasil pengukuran stasiun penakar hujan yang ditempatkan pada suatu lokasi yang dianggap dapat mewakili suatu wilayah.
4.7.3.      Automatic Rain Sampler
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
    Ilustrasi 24. Gambar Automatic rain sampler

Alat untuk mengukur kualitas air hujan disebut automatic rain sampler. Automatic Rain Sampler adalah peralatan yang digunakan untuk mengambil sampel air hujan wet dan dry. Fungsi alat ini adalah untuk mengambil sampel air hujan yang akan diukur konsentrasi kimianya. Prinsip kerjanya jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan trigger kepada sistem kontrol untuk membuka tutup tempat penampungan air yang digerakkan oleh motor listrik, selama hujan penutup tersebut tetap terbuka kemudian setelah hujan berhenti maka penutup akan bergerak ke posisi semula. Sehingga air hujan yang di tempat penampungan tak terkena kotoran lain karena tertutup rapat. Faktor yang mempengaruhi kualitas air hujan adalah tingkat keasaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Lakitan (2002) yang menyatakan bahawa salah satu faktor kualitas air hujan adalah pH. Dengan alat ini juga air hujan tidak mudah tercemar karena apabila air hujan sudah sampai di permukaan bumi air hujan tersebut sudah tidak murni lagi karena sudah tercampur dengan debu. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutrisno (1996) yang menyatakan bahwa dalam keadaan murni, air hujan sangat bersih, tetapi setelah mencapai permukaan bumi, air hujan tidak murni lagi karena ada pengotoran udara yang disebabkan oleh pengotoran industri atau debu dan lain sebagainya.

4.7.     Kualitas Udara
Berdasarkan praktikum Klimatologi pada materi Identifikasi Alat-Alat Stasiun Klimatologi diperoleh hasil sebagai berikut:
Sumber : Data Primer Praktikum Klimatologi, 2014
    Ilustrasi 25. Gambar High volume sampler

Alat untuk mengukur kualitas udara dinamakan high volume sampler. Fungsinya untuk mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter). Prinsip kerjanya yaitu: udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas filter dengan menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel pada kertas filter yang nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat konsentrasi debu tersebut. Pengambilan sampling nya dilakukan dalam waktu 24 jam secara digital. Jadi alat pengukur ini bisa menyaring debu yang disebabkan oleh zat-zat kimia yang berasal dari kendaraan bermotor seperti karbondioksida yang bisa menyebabkan kualitas udara menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Arya (2001) yang menyatakan bahwa kualitas udara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara yaitu faktor fisik dan faktor kimia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar