Minggu, 04 Januari 2015

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI

Pengolahan Dan Pemasaran di Kelompok Tani Al - Amin
Desa Gogik, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang



Disusun oleh:
Kelompok VB
           
Agnes Christhina S               23040113140032
Yuliana                                   23040113140036
Ilham Akbar                          23040113140040
Arifatul Luthfia                     23040113140043
Rifqi Fadhlurrahman           23040113140054
Almira Yumna D                   23040113190056
Khotimatul Barki                  23040113140078




Description: Description: Description: C:\Users\sony\Downloads\New folder\logo-undip-bw-256x300.jpg



PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS
JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB I
PENDAHULUAN
Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar. Penyuluh pertanian adalah orang yang berperan dalam memberdayakan petani sebagai pelaku utama agribisnis agar mereka mampu mengembangkan usahataninya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya lokal yang mereka miliki. Penyuluhan dengan sengaja menggunakan komunikasi informasi untuk membantu manusia membentuk pendapat dan mengambil keputusan yang benar. Kegiatan penyuluhan diperlukan suatu metode, teknik dan media yang tepat agar apa yang dsampaikan kepada petani dapat tercapai.
Tujuan dari praktikum ini adalah  memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa tentang praktek penyuluhan dan komunikasi pertanian, mampu melakukan evaluasi tentang praktek penyuluhan dan komunikasi pertanian dibanding dengan teori yang telah diperoleh dalam perkuliahan. Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa lebih terampil dalam menyampaikan analisis, penjelasan-penjelasan dan evaluasi kepada sasaran, mampu berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi sasaran penyuluhan, dan memperoleh pengalaman belajar di Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.

BAB II
KEADAAN UMUM
2.1.      Kondisi Wilayah
Kelompok Tani Al- Amin terletak di Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan gambaran umum secara administratif, Kecamatan Ungaran terletak di Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan Ungaran terdiri dari 21 kelurahan, yaitu Kelurahan Gogik, Langensari, Beji, Leyangan, Kalongan, Kawengen, Kalikayen, Mluweh, Susukan, Kalirejo, Sidomulyo, Gedang Anak, Candirejo, Ngatnyono, Genuk, Ungaran, Bandarjo, Lerep, Keji, Kalisidi, Branjang. Terdapat 113 dusun, 734 RT dan 144 RW (Data Monografi Desa, 2002).

Adapun batas wilayah Kecamatan Ungaran sebagai berikut :

a.      Sebelah utara adalah Kecamatan Banyumanik Kota Semarang

b.      Sebelah timur adalah Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak

c.      Sebelah selatan adalah Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang

d.     Sebelah barat adalah Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

e.      Sebelah barat laut adalah Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang.

Daerah Kecamatan Ungaran mempunyai luas wilayah 7.393,95 hektar. Tanah tersebut digunakan untuk kepentingan pertanian sebesar 1.526,54 ha, tanah kering sebesar 5.522,98 ha, dan untuk fasilitas umum sebesar 333,43 ha (Dokumentasi Kecamatan Ungaran, 2003).

2.2.Keadaan Sosial Ekonomi
Keadaan sosial ekonomi kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1. Data Pendidikan Warga Kecamatan Ungaran
No.
Pendidikan
Jumlah
Prosentase
1
Tidak tamat SD
30.531
26,51
2
Tamat SD
37.110
32,22
3
Tamat SMP
16.720
14,52
4
Tamat SMA
24.966
21,70
5
Tamat DI- DIII
1.278
1,111
6
Tamat D-IV/S1
4.544
3,94

Jumlah
115.149
100
Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa tengah , 2002

Tabel 2. Data Mata Pencaharian Warga Kecamatan Ungaran.
No
Jenis mata pencaharian
Jumlah penduduk
Prosentase
1
Petani
8.087
10,48
2
Buruh tani
5.308
6,9
3
Nelayan
-
-
4
Pengusaha
1.008
1,30
5
Buruh industri
18.573
24,06
6
Buruh bangunan
6.543
8,5
7
Pedagang
10.685
13,84
8
Angkutan
3.826
4,95
9
PNS/ABRI
8.122
10,52
10
Pensiunan
1.252
1,62
11
Lain- lain
13.759
17,83

Jumlah
77.163
100
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa tengah , 2002

Dari data tersebut dapt dilihat bahwa sebagian besar penduduk Kecamatan Ungaran adalah berpendidikan SD 32,22 %, tidak tamat SD 26,51 %, tamat SLTP 14,52 %, tamat SLTA 21,70 %, tamat D.I – D.III 1,11 % dan tamat D.IV/S.1 3,94 %. Sebagian besar penduduk Kecamatan Ungaran adalah buruh industri, mereka juga tidak lepas dari usaha sampingan dan pemanfaatan dari fasilitas yang ada seperti pasar, KUD, BRI, BKK, toko/ warung sebagai penunjang hidup mereka.
2.3.            Kondisi Peternakan dan Pertanian
Berdasarkan observasi lapangan dari Kelompok Tani Al- Amin di Desa Gogik yang telah dikunjungi diperoleh data bahwa luas tanah di Desa Gogik untuk sektor pertanian sebesar 60 hektar. Kelompok Tani Al- amin diketuai oleh Bapak Nasichun. Kelompok tani ini sudah berdiri sejak tahun 2007 yang lalu. Selain bekerja di sektor pertanian, penduduk desa Gogik juga bekerja di sektor peternakan. Sebagian penduduk beternak sapi perah secara tradisional dalam skala kecil. Jumlah ternak di peternakan milik warga baik yang bergabung dalam kelompok tani Al- Amin maupun tidak sebanyak 500 ekor sapi. Susu sapi yang dihasilkan disalurkan ke KUD Mawar untuk dijual ke warga sekitar. KUD ini tidak hanya berperan sebagi penyalur susu sapi perahan dari peternakan warga tetapi juga sebagai koperasi simpan pinjam yang memberikan modal pinjaman untuk UKM di desa. Usaha sapi perah hanya digunakan sebagai tabungan di masa mendatang apabila membutuhkan dana yang cepat dan sewaktu-waktu. Soedjana (1993) menyatakan bahwa pada umumnya penduduk mencurahkan perhatiannya pada usaha pokoknya yaitu sebagai petani sehingga dalam pemeliharaan ternaknya kurang diperhatikan.

2.4.Potensi Sumber Daya Alam
Kondisi wilayah desa Gogik kurang berpotensi menghasilkan sumber daya alam yang dibutuhkan bagi kelangsungan usaha peternakan dan pertanian seperti ketersediaan air yang kurang untuk memenuhi kebutuhan ternak dan tanaman, akses transportasi yang sulit dijangkau dan jalanan yang rusak, struktur tanah tidak baik untuk pertanian karena termasuk tanah yang berlebihan (overdosis) pupuk anorganik akan tetapi suhu wilayah mendukung adanya peternakan dan pertanian di derah tersebut.




















BAB III
RUMUSAN MASALAH
3.1              Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi lapangan di Kelompok Tani Al- amin yang kami kunjungi bahwa masalah yang dihadapi oleh para petani yang kami kunjungi di desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat adalah permasalahan dalam pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Permasalahan dalam pengolahan dan pemasaran menyebabkan kerugian yang besar bagi petani karena dapat menyebabkan penurunan pendapatan penduduk. Selain itu peran tengkulak juga masih berpengaruh dalam pemasaran hasil panen petani. Penggunaan sistem tebasan disebabkan oleh sikap petani yang cenderung berpola pikir praktis. Mereka pasif dalam kegiata pemasaran dan tidak mau ambil risiko saat proses pemasaran.

3.2              Penetapan Masalah
            Kegiatan pemasaran yang menggunakan sistem tebasan dan pola pikir petani yang cenderung pasif merupakan masalah utama yang dihadapi oleh Kelompok Tani Al - Amin.
           



BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
4.1.      Materi Penyuluhan
Materi yang disajikan seyogyanya dapat menjawab, mencairkan atau menyelesaikan apa yang dibutuh peternak sesuai kondisi dan kesempatan saat itu. Tentunya dapat berupa materi yang bisa langsung dipraktikkan dan mengemukakan kaitannya dengan teori yang mendasari sesuai idealnya anjuran yang diharapkan, dimana kondisi di lapangan terjadi, sebut saja pembudidayaan hortikultura yang menguntungkan, pemeliharaan sapi perah, teknis pemangkasan jambu mete, dan lain-lain, uraikan sesuai tahapannya misalnya rincian kebutuhan modal awal, teknik memilih bibit yang baik, manajemen pemeliharaan, pasca panen, pemasaran dan sebagainya (Mardikanto, 2000).
Materi penyuluhan harus berangkat dari kebutuhan yang dirasakan terutama menyangkut kegiatan yang sedang dan akan segera dilakukan, masalah yang sedang dan akan dihadapi, perubahan-perubahan yang diperlukan atau diinginkan. Meskipun melalui kegiatan penyuluhan diharapkan terjadi penyampaian inovasi yang berupa produk, ide, dan teknologi (Blakely dan Bade, 1998).
Materi ajaran dapat diambil dari text book, media-massa seperti koran, tabloid, majalah, laporan-laporan, radio, televisi, pertunjukan kesenian, perjalanan, cerita rakyat, pesan-pesan generasi tua (para pendahulu), pengalaman kerja dan pengalaman sehari-hari. Sumber materi ajar tidak harus berasal dari orang-orang pintar, tokoh masyarakat, atau pejabat, melainkan dari siapa saja (Mardiningsih, 2009). Materi yang akan disampaikan pada penyuluhan di kelompok tani Al- Amin adalah penyelesaian masalah pemasaran dan pengelolaan hasil pertanian baik mulai dari masalah pembibitan sampai masalah pemasaran.

4.2.      Aspek Permasalahan
             Berdasarkan observasi lapangan di Kelompok Tani Al- amin yang kami kunjungi bahwa masalah yang dihadapi oleh para petani yang kami kunjungi di desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat adalah permasalahan dalam pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan sistem tebasan. Hal tersebut menyebabkan rantai pemasaran berhenti dan tidak adanya kegiatan pengolahan pasca panen sehingga berdampak pada pendapatan petani.  Hal ini juga didukung oleh pola pikir para petani Desa Gogik yang cenderung berpikir praktis dan pasif. Kegiatan penyuluhan yang dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan mengenai pentingnya analisis usahatani dalam kegiatan pertanian guna meningkatkan produktivitas usaha tani. Penyuluh memberikan motivasi kepada petani untuk mengubah pola pikir dan perilaku petani. Petani yang berpola pikir praktis diberikan motivasi agar lebih aktif dalam kegiatan pemasaran yang diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki pendapatan petani Kelompok Tani Al- Amin. Penyuluh membantu petani untuk memperoleh pengetahuan yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dan memberikan arahan bagaimana cara untuk memutuskan pilihan yang tepat.

4.3.      Metode Penyuluhan
Metode penyuluhan digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan jumlah sasaran yang dapat dicapai yaitu metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini, penyuluh berhubungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan, kedua metode berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh berhubungan dengan sekelompok orang untuk menyampaikan pesannya, dan yang terakhir adalah metode berdasarkan pendekatan massal. Metode ini dapat menjangkau sasaran yang lebih luas (massa) (Mardiningsih, 2009).
Metode penyuluhan yang digunakan adalah metode penyuluhan kelompok, metode ini dipilih karena metode tersebut lebih efektif dan efisien untuk di lakukan. Metode kelompok lebih menonjolkan upaya untuk menunjukkan  pada sasaran penyuluhan tentang cara-cara yang benar. Sasaran perlu ditunjukkan bukti nyata yang dapat dilihatoleh mereka sendiri dengan cara demonstrasi. Ciri-ciri khusus dari metode pendekatan kelompok tani yaitu menjangkau lebih banyak sasaran, adanya penyatuan pengalaman petani, memperkuat pembentukan sikap petani, pertemuan dapat diulang dan keterlibatan petani bisa lebih aktif.  Hal ini sesuai dengan pendapat Van Den Ban (1999) bahwa metode penyuluhan pertanian kelompok lebih menguntungkan dari media massa, karena umpan balik lebih baik yang memungkinkan pengurangan salah pengertian yang bisa berkembang antara penyuluh dan petani. Metode ini sesuai dengan keadaan dan norma sosial dari masyarakat pedesaan Indonesia, seperti hidup berkelompok, bergotong-royong dan berjiwa musyawarah. Menurut Setiana (2005), dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok.  

4.4.      Media Penyuluhan
Media yang digunakan dalam praktikum penyuluhan adalah media cetak (poster), memilih media cetak khususnya poster karena lebih efektif dalam penyampaian informasi tidak terlalu panjang, disamping itu informasi tersebut dapat disimpan dan dibaca kembali ketika dibutuhkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasution (1990), yang menyatakan bahwa segala bentuk benda yang berisi pesan atau informasi yang dapat membantu kegiatan penyuluhan pertanian. Media penyuluhan pertanian berguna untuk mengefektifkan komunikasi antara sumber informasi dan penerima atau komunikan.
Poster merupakan desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar dan dibuat dengan warna yang kontras. Poster dapat dijadikan sebagai salah satu sarana iklan, pendidikan, propaganda dan sosialisasi. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Chairatunnisa (2013) yang menyatakan bahwa poster merupakan sarana iklan, pendidikan, propaganda dan sosialisasi yang efektif untuk menginformasikan kepada pembaca tentang sebuah informasi karena berukuran besar. Kelebihan dari media poster adalah ukuran dapat disesuaikan, praktis, biaya cetak murah dan dapat menjelaskan materi di luar ruangan. Kekurangan dari media poster adalah tidak banyak materi pelajaran yang sesuai dengan media poster dan pemilihan isi gambar harus sesuai dengan isi materi.
4.5.      Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi adalah alat menajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses. Bahan evaluasi terhadap kelompok tani Al- Amin Desa Gogik pada setiap sasaran penyuluhan diberikan beberapa pertanyaan kepada petani berupa pertanyaan pembuka (pretest) dan pertanyaan penutup (postest) setelah diadakan penyuluhan. Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui seberapa jauh wawasan petani mengenai pengolahan dan pemasaran hasil produksi. Menurut pendapat Van Den Ban (1999), evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai seberapa jauh tingkat pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku petani dan keluarganya. Evaluasi sebagai pemberi informasi digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan walaupun biasanya keputusan juga didasarkan pada bayangan yang ditujukan oleh banyak sumber informasi.
4.5.1.  Pre test
Pretest merupakan suatu bentuk pertanyaan, yang diajukan sebelum melakukan penyuluhan. Pertanyaan yang ditanyakan adalah materi yang akan diberikan materi penyuluhan (materi baru). Pretest diberikan dengan tujuan apakah ada diantara petani ada yang sudah mengetahui mengenai materi penyuluhan yang akan diberikan (Zulfikri, 2009). Pretest diberikan dengan tujuan apakah ada diantara petani ada yang sudah mengetahui mengenai materi penyuluhan yang akan diberikan (Mardikanto, 2002).
Pertanyaan pretest :
1.      Apa yang dimaksud dengan kegiatan pemasaran ?
2.      Apa yang dimaksud dengan analisis usahatani ?
3.     Apakah manfaat dari kegiatan pemasaran ?
4.5.2.  Post test
Post test merupakan bentuk pertanyaan yang diberikan setelah penyuluhan disampaikan. Singkatnya, post test adalah evaluasi akhir saat materi penyuluhan pada hari itu telah diberikan. Seorang penyuluh memberikan post test dengan maksud apakah petani sudah mengerti dan memahami mengenai materi penyuluhan yang baru saja diberikan (Zulfikri, 2009). Seorang penyuluh memberikan post test dengan maksud apakah petani sudah mengerti dan memahami mengenai materi penyuluhan yang baru saja diberikan (Mardikanto, 2002). Pertanyaan post test :
1.      Apa yang dimaksud dengan kegiatan pemasaran ?
2.      Apa yang dimaksud dengan analisis usahatani ?

3.     Apakah manfaat dari kegiatan pemasaran ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar