LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI
Pengolahan Dan Pemasaran di Kelompok Tani Al - Amin
Desa Gogik, Kec. Ungaran Barat, Kab. Semarang
Disusun
oleh:
Kelompok
VB
Agnes Christhina S 23040113140032
Yuliana 23040113140036
Ilham Akbar 23040113140040
Arifatul Luthfia 23040113140043
Rifqi
Fadhlurrahman 23040113140054
Almira Yumna D 23040113190056
Khotimatul Barki 23040113140078

PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS
JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
Penyuluhan
merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara
sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa
membuat keputusan yang benar. Penyuluh pertanian adalah orang yang berperan
dalam memberdayakan petani sebagai pelaku utama agribisnis agar mereka mampu
mengembangkan usahataninya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya lokal yang
mereka miliki. Penyuluhan dengan sengaja menggunakan komunikasi informasi untuk
membantu manusia membentuk pendapat dan mengambil keputusan yang benar. Kegiatan
penyuluhan diperlukan suatu metode, teknik dan media yang tepat agar apa yang
dsampaikan kepada petani dapat tercapai.
Tujuan dari
praktikum ini adalah memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa
tentang praktek penyuluhan dan komunikasi pertanian, mampu melakukan evaluasi
tentang praktek penyuluhan dan komunikasi pertanian dibanding dengan teori yang
telah diperoleh dalam perkuliahan. Manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa lebih
terampil dalam menyampaikan analisis, penjelasan-penjelasan dan evaluasi kepada
sasaran, mampu berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi sasaran
penyuluhan, dan memperoleh pengalaman belajar di Desa Gogik, Kecamatan Ungaran
Barat, Kabupaten Semarang.
BAB II
KEADAAN UMUM
2.1. Kondisi Wilayah
Kelompok Tani
Al- Amin terletak di Desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah. Berdasarkan gambaran umum secara administratif, Kecamatan
Ungaran terletak di
Kabupaten Semarang Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan
Ungaran terdiri dari 21 kelurahan, yaitu Kelurahan Gogik, Langensari, Beji,
Leyangan, Kalongan, Kawengen, Kalikayen, Mluweh, Susukan, Kalirejo, Sidomulyo,
Gedang Anak, Candirejo, Ngatnyono, Genuk, Ungaran, Bandarjo, Lerep, Keji,
Kalisidi, Branjang. Terdapat 113 dusun, 734 RT dan 144 RW (Data Monografi Desa, 2002).
Adapun
batas wilayah Kecamatan Ungaran sebagai
berikut :
a. Sebelah
utara adalah Kecamatan Banyumanik Kota Semarang
b. Sebelah
timur adalah Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak
c. Sebelah
selatan adalah Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang
d. Sebelah
barat adalah Kecamatan Boja Kabupaten Kendal
e. Sebelah
barat laut adalah Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang.
Daerah
Kecamatan Ungaran mempunyai luas wilayah 7.393,95
hektar. Tanah tersebut digunakan untuk kepentingan pertanian
sebesar 1.526,54 ha, tanah kering sebesar 5.522,98 ha, dan untuk fasilitas umum
sebesar 333,43 ha (Dokumentasi
Kecamatan Ungaran, 2003).
2.2.Keadaan
Sosial Ekonomi
Keadaan sosial
ekonomi kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang dapat dilihat pada tabel dibawah
ini :
Tabel 1. Data Pendidikan Warga Kecamatan Ungaran
No.
|
Pendidikan
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Tidak tamat SD
|
30.531
|
26,51
|
2
|
Tamat SD
|
37.110
|
32,22
|
3
|
Tamat SMP
|
16.720
|
14,52
|
4
|
Tamat SMA
|
24.966
|
21,70
|
5
|
Tamat DI- DIII
|
1.278
|
1,111
|
6
|
Tamat D-IV/S1
|
4.544
|
3,94
|
|
Jumlah
|
115.149
|
100
|
Sumber: Badan Pusat Statistik Jawa tengah , 2002
Tabel 2. Data Mata Pencaharian Warga Kecamatan Ungaran.
No
|
Jenis
mata pencaharian
|
Jumlah
penduduk
|
Prosentase
|
1
|
Petani
|
8.087
|
10,48
|
2
|
Buruh tani
|
5.308
|
6,9
|
3
|
Nelayan
|
-
|
-
|
4
|
Pengusaha
|
1.008
|
1,30
|
5
|
Buruh industri
|
18.573
|
24,06
|
6
|
Buruh bangunan
|
6.543
|
8,5
|
7
|
Pedagang
|
10.685
|
13,84
|
8
|
Angkutan
|
3.826
|
4,95
|
9
|
PNS/ABRI
|
8.122
|
10,52
|
10
|
Pensiunan
|
1.252
|
1,62
|
11
|
Lain- lain
|
13.759
|
17,83
|
|
Jumlah
|
77.163
|
100
|
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa tengah , 2002
Dari
data tersebut dapt dilihat bahwa sebagian besar penduduk Kecamatan Ungaran
adalah berpendidikan SD 32,22 %, tidak tamat SD 26,51 %, tamat SLTP 14,52 %,
tamat SLTA 21,70 %, tamat D.I – D.III 1,11 % dan tamat D.IV/S.1 3,94 %. Sebagian besar penduduk
Kecamatan Ungaran adalah buruh industri, mereka juga tidak lepas dari usaha
sampingan dan pemanfaatan dari fasilitas yang ada seperti pasar, KUD, BRI, BKK,
toko/ warung sebagai
penunjang hidup mereka.
2.3.
Kondisi
Peternakan dan Pertanian
Berdasarkan
observasi lapangan dari Kelompok Tani Al- Amin di Desa Gogik yang telah
dikunjungi diperoleh data bahwa luas tanah di Desa Gogik untuk sektor pertanian
sebesar 60 hektar. Kelompok Tani Al- amin diketuai oleh Bapak Nasichun.
Kelompok tani ini sudah berdiri sejak tahun 2007 yang lalu. Selain bekerja di
sektor pertanian, penduduk desa Gogik juga bekerja di sektor peternakan.
Sebagian penduduk beternak sapi perah secara tradisional dalam skala kecil. Jumlah
ternak di peternakan milik warga baik yang bergabung dalam kelompok tani Al-
Amin maupun tidak sebanyak 500 ekor sapi. Susu
sapi yang dihasilkan disalurkan ke KUD Mawar untuk dijual ke warga sekitar. KUD
ini tidak hanya berperan sebagi penyalur susu sapi perahan dari peternakan
warga tetapi juga sebagai koperasi simpan pinjam yang memberikan modal pinjaman
untuk UKM di desa. Usaha sapi perah hanya digunakan sebagai tabungan di
masa mendatang apabila membutuhkan dana yang cepat dan sewaktu-waktu. Soedjana (1993)
menyatakan bahwa pada umumnya penduduk mencurahkan perhatiannya pada usaha
pokoknya yaitu sebagai petani sehingga dalam pemeliharaan ternaknya kurang
diperhatikan.
2.4.Potensi
Sumber Daya Alam
Kondisi wilayah
desa Gogik kurang berpotensi menghasilkan sumber daya alam yang dibutuhkan bagi
kelangsungan usaha peternakan dan pertanian seperti ketersediaan air yang
kurang untuk memenuhi kebutuhan ternak dan tanaman, akses transportasi yang
sulit dijangkau dan jalanan yang rusak, struktur tanah tidak baik untuk pertanian
karena termasuk tanah yang berlebihan (overdosis)
pupuk anorganik akan tetapi suhu wilayah mendukung adanya peternakan dan
pertanian di derah tersebut.
BAB
III
RUMUSAN
MASALAH
3.1
Identifikasi
Masalah
Berdasarkan
observasi lapangan di Kelompok Tani Al- amin yang kami kunjungi bahwa masalah
yang dihadapi oleh para petani yang kami kunjungi di desa Gogik, Kecamatan
Ungaran Barat adalah permasalahan dalam pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian. Permasalahan dalam pengolahan dan pemasaran menyebabkan kerugian
yang besar bagi petani karena dapat menyebabkan penurunan pendapatan penduduk.
Selain itu peran tengkulak juga masih berpengaruh dalam pemasaran hasil panen
petani. Penggunaan sistem tebasan disebabkan oleh sikap petani yang cenderung
berpola pikir praktis. Mereka pasif dalam kegiata pemasaran dan tidak mau ambil
risiko saat proses pemasaran.
3.2
Penetapan
Masalah
Kegiatan
pemasaran yang menggunakan sistem tebasan dan pola pikir petani yang cenderung
pasif merupakan masalah utama yang dihadapi oleh Kelompok Tani Al - Amin.
BAB IV
PEMECAHAN
MASALAH
4.1. Materi Penyuluhan
Materi yang
disajikan seyogyanya dapat menjawab, mencairkan atau menyelesaikan apa yang
dibutuh peternak sesuai kondisi dan kesempatan saat itu. Tentunya dapat berupa
materi yang bisa langsung dipraktikkan dan mengemukakan kaitannya dengan teori
yang mendasari sesuai idealnya anjuran yang diharapkan, dimana kondisi di
lapangan terjadi, sebut saja pembudidayaan hortikultura yang menguntungkan,
pemeliharaan sapi perah, teknis pemangkasan jambu mete, dan lain-lain, uraikan
sesuai tahapannya misalnya rincian kebutuhan modal awal, teknik memilih bibit
yang baik, manajemen pemeliharaan, pasca panen, pemasaran dan sebagainya
(Mardikanto, 2000).
Materi
penyuluhan harus berangkat dari kebutuhan yang dirasakan terutama menyangkut
kegiatan yang sedang dan akan segera dilakukan, masalah yang sedang dan akan
dihadapi, perubahan-perubahan yang diperlukan atau diinginkan. Meskipun melalui
kegiatan penyuluhan diharapkan terjadi penyampaian inovasi yang berupa produk,
ide, dan teknologi (Blakely dan Bade, 1998).
Materi ajaran
dapat diambil dari text book,
media-massa seperti koran, tabloid, majalah, laporan-laporan, radio, televisi,
pertunjukan kesenian, perjalanan, cerita rakyat, pesan-pesan generasi tua (para
pendahulu), pengalaman kerja dan pengalaman sehari-hari. Sumber materi ajar
tidak harus berasal dari orang-orang pintar, tokoh masyarakat, atau pejabat,
melainkan dari siapa saja (Mardiningsih, 2009). Materi yang akan disampaikan
pada penyuluhan di kelompok tani Al- Amin adalah penyelesaian masalah pemasaran
dan pengelolaan hasil pertanian baik mulai dari masalah pembibitan sampai
masalah pemasaran.
4.2. Aspek Permasalahan
Berdasarkan observasi lapangan di
Kelompok Tani Al- amin yang kami kunjungi bahwa masalah yang dihadapi
oleh para petani yang kami kunjungi di desa Gogik, Kecamatan Ungaran Barat
adalah permasalahan dalam pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian. Kegiatan pemasaran yang
dilakukan dengan menggunakan sistem tebasan. Hal tersebut menyebabkan rantai
pemasaran berhenti dan tidak adanya kegiatan pengolahan pasca panen sehingga
berdampak pada pendapatan petani. Hal
ini juga didukung oleh pola pikir para petani Desa Gogik yang cenderung
berpikir praktis dan pasif. Kegiatan penyuluhan yang dapat dilakukan dengan
memberikan penjelasan mengenai pentingnya analisis usahatani dalam kegiatan
pertanian guna meningkatkan produktivitas usaha tani. Penyuluh memberikan
motivasi kepada petani untuk mengubah pola pikir dan perilaku petani. Petani
yang berpola pikir praktis diberikan motivasi agar lebih aktif dalam kegiatan
pemasaran yang diharapkan dapat meningkatkan dan memperbaiki pendapatan petani
Kelompok Tani Al- Amin. Penyuluh membantu petani untuk memperoleh pengetahuan
yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran dan memberikan arahan bagaimana cara
untuk memutuskan pilihan yang tepat.
4.3. Metode Penyuluhan
Metode
penyuluhan digolongkan menjadi tiga golongan berdasarkan jumlah sasaran yang
dapat dicapai yaitu metode berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode
ini, penyuluh berhubungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung
dengan sasaran secara perorangan, kedua metode berdasarkan pendekatan kelompok.
Dalam hal ini, penyuluh berhubungan dengan sekelompok orang untuk menyampaikan
pesannya, dan yang terakhir adalah metode berdasarkan pendekatan massal. Metode
ini dapat menjangkau sasaran yang lebih luas (massa) (Mardiningsih, 2009).
Metode
penyuluhan yang digunakan adalah metode penyuluhan kelompok, metode ini dipilih
karena metode tersebut lebih efektif dan efisien untuk di lakukan. Metode
kelompok lebih menonjolkan upaya untuk menunjukkan pada sasaran penyuluhan tentang cara-cara
yang benar. Sasaran perlu ditunjukkan bukti nyata yang dapat dilihatoleh mereka
sendiri dengan cara demonstrasi. Ciri-ciri khusus dari metode pendekatan
kelompok tani yaitu menjangkau lebih banyak sasaran, adanya penyatuan
pengalaman petani, memperkuat pembentukan sikap petani, pertemuan dapat diulang
dan keterlibatan petani bisa lebih aktif. Hal ini sesuai dengan pendapat
Van Den Ban (1999) bahwa metode penyuluhan pertanian kelompok lebih
menguntungkan dari media massa, karena umpan balik lebih baik yang memungkinkan
pengurangan salah pengertian yang bisa berkembang antara penyuluh dan petani.
Metode ini sesuai dengan keadaan dan norma sosial dari masyarakat pedesaan
Indonesia, seperti hidup berkelompok, bergotong-royong dan berjiwa musyawarah.
Menurut Setiana (2005), dalam metode pendekatan kelompok, penyuluh berhubungan
dengan sasaran penyuluhan secara kelompok.
4.4. Media Penyuluhan
Media yang
digunakan dalam praktikum penyuluhan adalah media cetak (poster), memilih media cetak
khususnya poster karena lebih
efektif dalam penyampaian informasi tidak terlalu panjang, disamping itu informasi
tersebut dapat disimpan dan dibaca kembali ketika dibutuhkan. Hal ini sesuai
dengan pendapat Nasution (1990), yang menyatakan bahwa segala bentuk benda yang
berisi pesan atau informasi yang dapat membantu kegiatan penyuluhan pertanian.
Media penyuluhan pertanian berguna untuk mengefektifkan komunikasi antara
sumber informasi dan penerima atau komunikan.
Poster
merupakan desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas
berukuran besar dan dibuat dengan warna yang kontras. Poster dapat dijadikan
sebagai salah satu sarana iklan, pendidikan, propaganda dan sosialisasi. Hal
ini juga sesuai dengan pendapat Chairatunnisa (2013) yang menyatakan bahwa
poster merupakan sarana iklan, pendidikan, propaganda dan sosialisasi yang
efektif untuk menginformasikan kepada pembaca tentang sebuah informasi karena
berukuran besar. Kelebihan dari media poster adalah ukuran dapat disesuaikan,
praktis, biaya cetak murah dan dapat menjelaskan materi di luar ruangan.
Kekurangan dari media poster adalah tidak banyak materi pelajaran yang sesuai
dengan media poster dan pemilihan isi gambar harus sesuai dengan isi materi.
4.5. Evaluasi Penyuluhan
Evaluasi adalah
alat menajemen yang berorientasi pada tindakan dan proses. Bahan evaluasi
terhadap kelompok tani Al- Amin Desa Gogik pada setiap sasaran penyuluhan
diberikan beberapa pertanyaan kepada petani berupa pertanyaan pembuka (pretest)
dan pertanyaan penutup (postest) setelah diadakan penyuluhan. Adapun
tujuannya yaitu untuk mengetahui seberapa jauh wawasan petani mengenai
pengolahan dan pemasaran hasil produksi. Menurut pendapat Van Den Ban (1999),
evaluasi penyuluhan pertanian adalah mengevaluasi sampai seberapa jauh tingkat
pencapaian tujuan, berupa perubahan perilaku petani dan keluarganya. Evaluasi
sebagai pemberi informasi digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
walaupun biasanya keputusan juga didasarkan pada bayangan yang ditujukan oleh
banyak sumber informasi.
4.5.1. Pre test
Pretest merupakan suatu bentuk pertanyaan,
yang diajukan sebelum melakukan penyuluhan. Pertanyaan yang ditanyakan adalah
materi yang akan diberikan materi penyuluhan (materi baru). Pretest
diberikan dengan tujuan apakah ada diantara petani ada yang sudah mengetahui
mengenai materi penyuluhan yang akan diberikan (Zulfikri, 2009). Pretest diberikan dengan tujuan apakah ada
diantara petani ada yang sudah mengetahui mengenai materi penyuluhan yang
akan diberikan (Mardikanto, 2002).
Pertanyaan pretest
:
1. Apa yang dimaksud dengan kegiatan
pemasaran ?
2. Apa yang dimaksud dengan analisis
usahatani ?
3. Apakah manfaat dari kegiatan pemasaran ?
4.5.2. Post
test
Post test merupakan bentuk pertanyaan yang
diberikan setelah penyuluhan disampaikan. Singkatnya, post test adalah
evaluasi akhir saat materi penyuluhan pada hari itu telah diberikan. Seorang
penyuluh memberikan post test dengan maksud apakah petani sudah mengerti
dan memahami mengenai materi penyuluhan yang baru saja diberikan (Zulfikri,
2009). Seorang penyuluh memberikan post test dengan
maksud apakah petani sudah mengerti dan memahami mengenai materi penyuluhan
yang baru saja diberikan (Mardikanto, 2002). Pertanyaan post test :
1. Apa yang dimaksud dengan kegiatan
pemasaran ?
2. Apa yang dimaksud dengan analisis
usahatani ?
3. Apakah manfaat dari kegiatan pemasaran ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar