POTENSI SUMBER PUPUK ORGANIK DAN PEMANFAATAN
LIMBAH RUMAH TANGGA

TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH
PERTANIAN ORGANIK
Tim Penyusun :
1.
Regandhi Islam A.R. 23040113140073
2.
Djuwita
Rahmawati 23040113140074
3.
Khotimatul
Barki 23040113140078
4.
Siti
Nur Azizah 23040113190082
5.
Felicia
Esterlita N. 23040113190083
PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS
JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014

PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sampah rumah tangga menjadi salah
satu fenomena dan masalah bagi penduduk di kota besar seperti Jakarta dan
Surabaya. Banyaknya jumlah penduduk tentu saja menambah banyak pembuangan
sampah. Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna yang dibuang oleh pemiliknya
(Tandjung, 1989).
Berdasarkan asalnya sampah
(padat) menurut Suprihatin (Nisandi, 2007) dapat digolongkan menjadi: sampah
organik, yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan
yang diambil dari alam atau dihasikan dari kegiatan pertanian, perikanan atau
lainnya dan sampah anoranik yaitu sampah yang berasal dari sumber daya tak
terbarui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Sampah yang
tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan dapat menjadi sumber
penyakit dan laju gerak perekonomian.
Dari berbagai sampah diatas dapat
diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi pertanian maupun dapat dijual
sebagai barang ekonomi. Pupuk organik adalah suatu sistem pertanaman
berdasarkan daur ulang secara hayati. Biasanya melalui sarana tanaman dan
ternak. Sarana-sarana ini dibuat seperti pupuk kompos maupun pupuk lainnya.
Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah-sampah organik
seperti kotoran ternak maupun tanaman. Kompos adalah hasil penguraian parsial/ tidak lengkap dari campuran
bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi
berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan
aerobik atau anaerobic. Pupuk organik ini akan mengembalikan unsur hara tanah.
Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami
tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat
campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan
penambahan aktivator pengomposan.
Menurut pendapat penulis, pupuk
kompos adalah pupuk yang terbuat dari kumpulan bahan- bahan organik yang dapat
dibuat dari sisa-sisa pembuangan atau limbah rumah tangga. Pembuatan pupuk ini
sangat bermanfaat terutama dapat menyuburkan budidaya tanaman dan dapat
menggemburkan tanah sehingga meghasilkan tekstur tanah yang baik. Dengan
memperhatikan ulasan diatas maka penulis mengangkat sebuah karya ilmiah yang
berjudul “Potensi dan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga sebagai Sumber Pupuk
Organik”.
1.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai
berikut:
1.
Pengertian pupuk organik.
2.
Asal-usul dan bahan-bahan pembuatan
pupuk organik dari limbah rumah tangga.
3.
Proses pembuatan pupuk organik dari
limbah rumah tangga.
4.
Proses penyimpanan setelah pengolahan
limbah.
1.3
Tujuan Makalah
1.
Mengetahui asal-usul dan bahan pembuatan
pupuk organik dari limbah rumah tangga.
2.
Mengetahui proses pembuatan serta
penyimpanan pupuk organik.
3.
Mengetahui aplikasi penggunaan pupuk
dari limbah tumah tangga secara efektif.

PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan dasar yang
diambil dari alam dengan kandungan unsur hara alamiah. Pupuk organik merupakan bahan
yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah. Dalam pemberian
pupuk untuk tanaman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu seberapa
besar pengaruh terhadap perkembangan sifat tanah, baik fisik, kimia maupun
biologi, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang bersifat merugikan.
Pertimbangan lain yang harus diperhatikan adalah keseimbangan unsur hara dalam
tanah. Keseimbangan unsur hara yang tidak ideal justru akan mempengaruhi
penyerapan unsur hara tertentu oleh tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi tidak normal. Konsep
daripada pupuk organik ini adalah mengembalikan unsur hara yang telah dipakai
atau yang telah dipanen ke tanah kembali sehingga unsur-unsur hara dalam tanah
tidak hilang serta tidak merusak tanah. Pada umumnya pupuk organik mengandung
hara makro N, P, K rendah, tetapi mengandung hara
mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sebagai
bahan pembenah tanah, pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pergerakan
permukaan tanah dan retakan tanah, mempertahankan kelengasan tanah serta
memperbaiki pangatusan dakhil.
Sumber pupuk organik
dapat berasal dari kotoran hewan, bahan makanan dan limbah baik limbah industri
maupun limbah rumah tangga yang dibahas dalam makalah ini. Misalnya pupuk
kandang, pupuk kompos, pupuk hijau baik dalam bentuk padat maupun cair.
Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik adalah kandungan unsur hara yang
rendah dan sangat bervariasi, penyediaan hara terjadi secara lambat, dan
menyediakan hara dalam jumlah terbatas.
2.2. Terbentuknya Pupuk Organik
Di dalam tanah banyak terdapat organisme pengurai baik organisme makro
maupun mikro. Pupuk ini terbentuk karena kerjasama organisme pengurai dengan
cuaca serta perlakuan manusia dalam mengolah bahan-bahan organik. Sisa
bahan organik dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur terurai diikat menjadi
senyawa. Senyawa tersebut harus larut dalam air sehingga memudahkan absorbsi oleh akar
tanaman. Makro organisme berperan dalam mentranslokasikan sisa bahan organik
dari bentuk kasar menjadi lebih halus. Sementara mikroorganisme berperan dalam
penguraian bahan organik menjadi unsur hara sehingga mudah diserap tanaman
setelah menjadi senyawa. Beberapa mikroorganisme penting antara lain, ganggang,
fungi, actinomycetes, serta bakteri.
2.3. Peran
Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan
sumber nitrogen tanah yang utama, serta berperan cukup besar dalam memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. Didalam tanah, pupuk
organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus atau bahan organik tanah
Fungsi biologis bahan
organik adalah sebagai sumber energi dan makanan mikroorganisme tanah sehingga
dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang sangat beranfaat dalam
penyediaan hara tanaman. Dengan demikian pemberian pupuk organik pada akhirnya
akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Penggunaan pupuk
organik dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena bahan- bahan organik
tersebut tidak dibuang sembarangan yang dapat mengotori lingkungan terutama
perairan umum.
2.4. Proses Pembuatan Pupuk Organik (Kompos)
Cair dan Padat Limbah Rumah Tangga
Untuk
mengurangi resiko pencemaran lingkungan, pengelolaan sampah atau limbah rumah
tangga bertujuan untuk mengasilkan sesuatu yang lebih berdayaguna. Sampah-sampah anorganik bisa dikelola dengan
teknologi daur ulang sehingg dapat menghasilkan
berbagai macam barang yang bermanfaat. Sementara itu, sampah basah atau sampah organik bisa dikelola dan
dimanfaatkan sebagai pupuk, bioethanol, dan lain-lain.
Untuk mengelola sampah rumah tangga menjadi pupuk organik, masyarakat dapat menerapkan teknik pengolahan sampah
atau limbah rumah tangga menjadi kompos cair.
Peralatan utama yang dibutuhkan untuk membuat
kompos cari dengan bahan dasar sampah
atau limbah rumah tangga ini sering disebut dengan istilah komposter. Komposter ini merupakan tempat dilakukannya
proses dekomposisi yang biasanya terbuat
dari tong sampah plastik atau kotak semen yang telah dimodifikasi sedemikian rupa dan dapat diletakkan baik di
dalam maupun di luar ruangan. Jika komposter
tersebut diletakkan di dalam ruangan, maka lubang udara yang dibuat sebaiknya disambung dengan pipa yang
mengarah ke luar, sehingga bau menyengat yang
ditimbulkan selama proses dekomposisi tidak menyebar ke dalam ruangan.
Komposter sebagai tempat melakukan proses
dekomposisi bahan-bahan organik yang
dimasukkan ke dalamnya, dengan bantuan mikroba aktifator kompos atau sering disebut sebagai mikroba
dekomposer, dapat mengubah sampah atau limbah
rumah tangga menjadi kompos hanya dalam waktu 10-12 hari. Berikut ini uraian sederhana mengenai langkah-langkah pembuatan
komposter.
Alat dan Bahan Pembuatan Komposter
- Tong plastik bekas ukuran 20 liter, 1 buah
- Pipa paralon ukuran panjang 13 cm dengan diameter 1
inchi, 2 buah
- Pipa paralon ukuran panjang 10 cm dengan diameter 1
inchi, 1 buah
- Pipa paralon ukuran panjang 9 cm dengan diameter 1
inchi, 1 buah
- Sambungan pipa berbentuk T, 1 buah
- Sambungan pipa berbentuk L, 1 buah
- Kran plastik, 1 buah
- Kasa Plastik
- Lem PVC
- Meteran
- Bor
- Pemotong pipa, bisa menggunakan gergaji
- Pipa besi berukuran 1 inchi
Cara Membuat Kompos Cair
- Buat dua lubang udara menggunakan pipa besi yang
dipanaskan di sisi kanan dan kiri tong plastik, atau pada sisi yang
berseberangan dengan diameter yang disesuaikan dengan diameter pipa
paralon.
- Buat satu lubang lagi yang terletak kurang lebih 10 cm
di bawah lubang pertama menggunakan pipa besi yang dipanaskan. Diameter
lubang disesuaikan dengan diameter pipa paralon, sedangkan posisi lubang
bisa terletak pada sisi diantara dua lubang di atas.
- Buat lubang-lubang kecil menggunakan bor di badan pipa
paralon berukuran 13 cm dan 10 cm. Bungkus lubang-lubang kecil tersebut
menggunakan kasa plastik dengan rapi.
- Langkah selanjutnya adalah pemasangan instalasi udara
di dalam komposter, dimulai dengan memasang kedua pipa paralon berukuran 13
cm pada lubang kanan dan kiri tong plastik. Kedua pipa paralon tersebut
dimasukkan dari arah dalam tong plastik hingga keluar sekitar 3 cm dari
dinding tong plastik sehingga panjang pipa paralon di bagian dalam sekitar
10 cm.
- Kedua ujung pipa paralon yang mencuat keluar tong
plastik ditutup dengan kasa plastik. Cara penutupannya dengan memberikan
lem PVC di ujung pipa dan tempelkan kasa plastik tersebut dengan rapi.
- Kedua pipa berukuran 13 cm yang berada pada sisi bagian
dalam tong plastik disambung dengan sambungan pipa berbentuk T dengan
salah satu kaki sambungan pipa menghadap ke bawah.
- Dari kaki sambungan pipa berbentuk T yang menghadap ke
bawah tersebut disambung dengan pipa paralon berukuran 10 cm.
- Kemudian pada ujung bagian bawah pipa paralon berukuran
10 cm tersebut disambung dengan sambungan pipa berbentuk L dengan salah
satu ujung sambungan pipa berbentuk L tersebut menghadap ke lubang ketiga.
- Dari sambungan pipa berbentuk L disambung pipa paralon
berukuran 9 cm mengarah ke lubang ketiga, kemudian sambungkan dengan kran
plastik dari bagian luar.
Sedangkan untuk pupuk organik padat bahan yang
diperlukan antara lain bahan-bahan organik baik dari kotoran hewan maupun sisa-sisa tanaman
yang tidak terpakai atau sisa-sisa
sayuran. Beberapa bahan utama yang dibutuhkan adalah kotoran ternak atau kotoran unggas, jerami padi, sekam atau
merang, dan dedak. Sekam padi sebaiknya
dibuat arang sekam terlebih dahulu agar kualitas pupuk organik yang dihasilkan cukup bagus. Bahan tambahan atau
pendukung yang diperlukan adalah bahan organik
yang mengandung unsur N, P, K yang tinggi.
Cara Membuat Pupuk
Organik Padat
Potong
semua bahan yang berkuran besar dengan ukuran potongan kurang lebih 15 cm. Jika memiliki mesin pemotong,
akan mempercepat pekerjaan. Campur semua
bahan hingga merata. Campurkan mikroba dekomposer dengan molase atau gula pasir, kemudian larutkan dalam 50-100
liter air. Siramkan larutan mikroba tersebut
pada campuran bahan yang sudah disiapkan hingga merata. Kemudian bahan organik yang sudah disiapkan digelar diatas
lantai ubin atau tanah kering yang beratap.
Tinggi gundukan bahan organik sebaiknya tidak lebih dari 35 cm, kemudian gundukan ditutup menggunakan karung goni atau
terpal. Pertahankan suhu selama proses
fermentasi stabil pada angka 50°C. Pengecekan suhu dilakukan setiap hari. Jika terlalu tinggi, bukalah karung goni
tersebut kemudian gundukan diaduk. Jika suhu
terlalu tinggi, maka proses pengomposan tidak akan berhasil dan mengakibatkan bahan organik rusak atau membusuk. Setelah 10-15
hari, pupuk telah jadi.
Setelah pupuk jadi, pupuk belum siap untuk digunakan. Sebelum
digunakan, pupuk terlebih dahulu harus
melalui proses penjemuran untuk memperlambat
tumbuhnya mikroba dan jamur pada pupuk tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini adalah pengolahan limbah sangat penting dalam masyarakat. Limbah yang dikelola menjadi pupuk
organik akan meningkatkan nilai guna dan bermanfaat bagi pertanian. Selain itu
pembuatan pupuk dan proses penyimpanan penting agar tidak rusak. Pengaplikasian
pupuk organik pada tanaman harus sesuai takaran dan dilakukan secara berkala
agar hasil yang dicapai memuaskan.
3.2. Saran
cara pengendalian limbah rumah tangga yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran
dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan limbah.
Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih
menghargai lingkungan. Peraturan
yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para
perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya. jika
limbah
atau sampau dikelola dengan baik selain
mempunyai nilai jual juga menjaga lingkungan bersih dan aman dari polusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar