Selasa, 13 Mei 2014

POTENSI SUMBER PUPUK ORGANIK DAN PEMANFAATAN LIMBAH RUMAH TANGGA

POTENSI SUMBER PUPUK ORGANIK DAN PEMANFAATAN
LIMBAH RUMAH TANGGA


Description: http://al-rasyid.blog.undip.ac.id/files/2010/02/logo-undip-bw-256x300.jpg


TUGAS TERSTRUKTUR MATA KULIAH
PERTANIAN ORGANIK


Tim Penyusun :

1.      Regandhi Islam A.R.              23040113140073
2.      Djuwita Rahmawati                23040113140074
3.      Khotimatul Barki                    23040113140078
4.      Siti Nur Azizah                       23040113190082
5.      Felicia Esterlita N.                  23040113190083



PROGRAM STUDI S1 AGRIBISNIS
JURUSAN PERTANIAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sampah rumah tangga menjadi salah satu fenomena dan masalah bagi penduduk di kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Banyaknya jumlah penduduk tentu saja menambah banyak pembuangan sampah. Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna yang dibuang oleh pemiliknya (Tandjung, 1989).
Berdasarkan asalnya sampah (padat) menurut Suprihatin (Nisandi, 2007) dapat digolongkan menjadi: sampah organik, yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasikan dari kegiatan pertanian, perikanan atau lainnya dan sampah anoranik yaitu sampah yang berasal dari sumber daya tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Sampah yang tidak dikelola dengan baik akan mencemari lingkungan dan dapat menjadi sumber penyakit dan laju gerak perekonomian.
Dari berbagai sampah diatas dapat diolah menjadi pupuk organik yang bermanfaat bagi pertanian maupun dapat dijual sebagai barang ekonomi. Pupuk organik adalah suatu sistem pertanaman berdasarkan daur ulang secara hayati. Biasanya melalui sarana tanaman dan ternak. Sarana-sarana ini dibuat seperti pupuk kompos maupun pupuk lainnya. Pupuk kompos adalah pupuk yang dibuat  dari sampah-sampah organik seperti kotoran ternak maupun tanaman. Kompos adalah hasil penguraian parsial/ tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobic. Pupuk organik ini akan mengembalikan unsur hara tanah. Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.
Menurut pendapat penulis, pupuk kompos adalah pupuk yang terbuat dari kumpulan bahan- bahan organik yang dapat dibuat dari sisa-sisa pembuangan atau limbah rumah tangga. Pembuatan pupuk ini sangat bermanfaat terutama dapat menyuburkan budidaya tanaman dan dapat menggemburkan tanah sehingga meghasilkan tekstur tanah yang baik. Dengan memperhatikan ulasan diatas maka penulis mengangkat sebuah karya ilmiah yang berjudul “Potensi dan Pemanfaatan Limbah Rumah Tangga sebagai Sumber Pupuk Organik”.

1.1. Rumusan Masalah
 Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang diangkat adalah sebagai berikut:
1.      Pengertian pupuk organik.
2.      Asal-usul dan bahan-bahan pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga.
3.      Proses pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga.
4.      Proses penyimpanan setelah pengolahan limbah.

 1.3 Tujuan Makalah
1.      Mengetahui asal-usul dan bahan pembuatan pupuk organik dari limbah rumah tangga.
2.      Mengetahui proses pembuatan serta penyimpanan pupuk organik.
3.      Mengetahui aplikasi penggunaan pupuk dari limbah tumah tangga secara efektif.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.      Pengertian Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan dasar yang diambil dari alam dengan kandungan unsur hara alamiah. Pupuk organik merupakan bahan yang sangat penting dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah. Dalam pemberian pupuk untuk tanaman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu seberapa besar pengaruh terhadap perkembangan sifat tanah, baik fisik, kimia maupun biologi, baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif yang bersifat merugikan. Pertimbangan lain yang harus diperhatikan adalah keseimbangan unsur hara dalam tanah. Keseimbangan unsur hara yang tidak ideal justru akan mempengaruhi penyerapan unsur hara tertentu oleh tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal. Konsep daripada pupuk organik ini adalah mengembalikan unsur hara yang telah dipakai atau yang telah dipanen ke tanah kembali sehingga unsur-unsur hara dalam tanah tidak hilang serta tidak merusak tanah. Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N, P, K rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang sangat diperlukan pertumbuhan tanaman. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk organik mencegah terjadinya erosi, pergerakan permukaan tanah dan retakan tanah, mempertahankan kelengasan tanah serta memperbaiki pangatusan dakhil.
Sumber pupuk organik dapat berasal dari kotoran hewan, bahan makanan dan limbah baik limbah industri maupun limbah rumah tangga yang dibahas dalam makalah ini. Misalnya pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hijau baik dalam bentuk padat maupun cair. Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik adalah kandungan unsur hara yang rendah dan sangat bervariasi, penyediaan hara terjadi secara lambat, dan menyediakan hara dalam jumlah terbatas.
2.2.      Terbentuknya Pupuk Organik
Di dalam tanah banyak terdapat organisme pengurai baik organisme makro maupun mikro. Pupuk ini terbentuk karena kerjasama organisme pengurai dengan cuaca serta perlakuan manusia dalam mengolah bahan-bahan organik. Sisa bahan organik dihancurkan oleh organisme dan unsur-unsur terurai diikat menjadi senyawa. Senyawa tersebut harus larut dalam  air sehingga memudahkan absorbsi oleh akar tanaman. Makro organisme berperan dalam mentranslokasikan sisa bahan organik dari bentuk kasar menjadi lebih halus. Sementara mikroorganisme berperan dalam penguraian bahan organik menjadi unsur hara sehingga mudah diserap tanaman setelah menjadi senyawa. Beberapa mikroorganisme penting antara lain, ganggang, fungi, actinomycetes, serta bakteri.
2.3.     Peran Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan sumber nitrogen tanah yang utama, serta berperan cukup besar dalam memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologis tanah serta lingkungan. Didalam tanah, pupuk organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus atau bahan organik tanah
Fungsi biologis bahan organik adalah sebagai sumber energi dan makanan mikroorganisme tanah sehingga dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah yang sangat beranfaat dalam penyediaan hara tanaman. Dengan demikian pemberian pupuk organik pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.
Penggunaan pupuk organik dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena bahan- bahan organik tersebut tidak dibuang sembarangan yang dapat mengotori lingkungan terutama perairan umum.
2.4.      Proses Pembuatan Pupuk Organik (Kompos) Cair dan Padat Limbah Rumah Tangga
Untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan, pengelolaan sampah atau limbah rumah tangga bertujuan untuk mengasilkan sesuatu yang lebih berdayaguna. Sampah-sampah anorganik bisa dikelola dengan teknologi daur ulang sehingg dapat menghasilkan berbagai macam barang yang bermanfaat. Sementara itu, sampah basah atau sampah organik bisa dikelola dan dimanfaatkan sebagai pupuk, bioethanol, dan lain-lain. Untuk mengelola sampah rumah tangga menjadi pupuk organik, masyarakat dapat menerapkan teknik pengolahan sampah atau limbah rumah tangga menjadi kompos cair.
Peralatan utama yang dibutuhkan untuk membuat kompos cari dengan bahan dasar sampah atau limbah rumah tangga ini sering disebut dengan istilah komposter. Komposter ini merupakan tempat dilakukannya proses dekomposisi yang biasanya terbuat dari tong sampah plastik atau kotak semen yang telah dimodifikasi sedemikian rupa dan dapat diletakkan baik di dalam maupun di luar ruangan. Jika komposter tersebut diletakkan di dalam ruangan, maka lubang udara yang dibuat sebaiknya disambung dengan pipa yang mengarah ke luar, sehingga bau menyengat yang ditimbulkan selama proses dekomposisi tidak menyebar ke dalam ruangan.
Komposter sebagai tempat melakukan proses dekomposisi bahan-bahan organik yang dimasukkan ke dalamnya, dengan bantuan mikroba aktifator kompos atau sering disebut sebagai mikroba dekomposer, dapat mengubah sampah atau limbah rumah tangga menjadi kompos hanya dalam waktu 10-12 hari. Berikut ini uraian sederhana mengenai langkah-langkah pembuatan komposter.
Alat dan Bahan Pembuatan Komposter
  1. Tong plastik bekas ukuran 20 liter, 1 buah
  2. Pipa paralon ukuran panjang 13 cm dengan diameter 1 inchi, 2 buah
  3. Pipa paralon ukuran panjang 10 cm dengan diameter 1 inchi, 1 buah
  4. Pipa paralon ukuran panjang 9 cm dengan diameter 1 inchi, 1 buah
  5. Sambungan pipa berbentuk T, 1 buah
  6. Sambungan pipa berbentuk L, 1 buah
  7. Kran plastik, 1 buah
  8. Kasa Plastik
  9. Lem PVC
  10. Meteran
  11. Bor
  12. Pemotong pipa, bisa menggunakan gergaji
  13. Pipa besi berukuran 1 inchi
Cara Membuat Kompos Cair
  1. Buat dua lubang udara menggunakan pipa besi yang dipanaskan di sisi kanan dan kiri tong plastik, atau pada sisi yang berseberangan dengan diameter yang disesuaikan dengan diameter pipa paralon.
  2. Buat satu lubang lagi yang terletak kurang lebih 10 cm di bawah lubang pertama menggunakan pipa besi yang dipanaskan. Diameter lubang disesuaikan dengan diameter pipa paralon, sedangkan posisi lubang bisa terletak pada sisi diantara dua lubang di atas.
  3. Buat lubang-lubang kecil menggunakan bor di badan pipa paralon berukuran 13 cm dan 10 cm. Bungkus lubang-lubang kecil tersebut menggunakan kasa plastik dengan rapi.
  4. Langkah selanjutnya adalah pemasangan instalasi udara di dalam komposter, dimulai dengan memasang kedua pipa paralon berukuran 13 cm pada lubang kanan dan kiri tong plastik. Kedua pipa paralon tersebut dimasukkan dari arah dalam tong plastik hingga keluar sekitar 3 cm dari dinding tong plastik sehingga panjang pipa paralon di bagian dalam sekitar 10 cm.
  5. Kedua ujung pipa paralon yang mencuat keluar tong plastik ditutup dengan kasa plastik. Cara penutupannya dengan memberikan lem PVC di ujung pipa dan tempelkan kasa plastik tersebut dengan rapi.
  6. Kedua pipa berukuran 13 cm yang berada pada sisi bagian dalam tong plastik disambung dengan sambungan pipa berbentuk T dengan salah satu kaki sambungan pipa menghadap ke bawah.
  7. Dari kaki sambungan pipa berbentuk T yang menghadap ke bawah tersebut disambung dengan pipa paralon berukuran 10 cm.
  8. Kemudian pada ujung bagian bawah pipa paralon berukuran 10 cm tersebut disambung dengan sambungan pipa berbentuk L dengan salah satu ujung sambungan pipa berbentuk L tersebut menghadap ke lubang ketiga.
  9. Dari sambungan pipa berbentuk L disambung pipa paralon berukuran 9 cm mengarah ke lubang ketiga, kemudian sambungkan dengan kran plastik dari bagian luar.
Sedangkan untuk pupuk organik padat bahan yang diperlukan antara lain bahan-bahan organik baik dari kotoran hewan maupun sisa-sisa tanaman yang tidak terpakai atau sisa-sisa sayuran. Beberapa bahan utama yang dibutuhkan adalah kotoran ternak atau kotoran unggas, jerami padi, sekam atau merang, dan dedak. Sekam padi sebaiknya dibuat arang sekam terlebih dahulu agar kualitas pupuk organik yang dihasilkan cukup bagus. Bahan tambahan atau pendukung yang diperlukan adalah bahan organik yang mengandung unsur N, P, K yang tinggi.

Cara Membuat Pupuk Organik Padat

Potong semua bahan yang berkuran besar dengan ukuran potongan kurang lebih 15 cm. Jika memiliki mesin pemotong, akan mempercepat pekerjaan. Campur semua bahan hingga merata. Campurkan mikroba dekomposer dengan molase atau gula pasir, kemudian larutkan dalam 50-100 liter air. Siramkan larutan mikroba tersebut pada campuran bahan yang sudah disiapkan hingga merata. Kemudian bahan organik yang sudah disiapkan digelar diatas lantai ubin atau tanah kering yang beratap. Tinggi gundukan bahan organik sebaiknya tidak lebih dari 35 cm, kemudian gundukan ditutup menggunakan karung goni atau terpal. Pertahankan suhu selama proses fermentasi stabil pada angka 50°C. Pengecekan suhu dilakukan setiap hari. Jika terlalu tinggi, bukalah karung goni tersebut kemudian gundukan diaduk. Jika suhu terlalu tinggi, maka proses pengomposan tidak akan berhasil dan mengakibatkan bahan organik rusak atau membusuk. Setelah 10-15 hari, pupuk telah jadi.
Setelah pupuk jadi, pupuk belum siap untuk digunakan. Sebelum digunakan, pupuk terlebih dahulu harus melalui proses penjemuran untuk memperlambat tumbuhnya mikroba dan jamur pada pupuk tersebut.








BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1.      Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah pengolahan limbah sangat penting dalam masyarakat. Limbah yang dikelola menjadi pupuk organik akan meningkatkan nilai guna dan bermanfaat bagi pertanian. Selain itu pembuatan pupuk dan proses penyimpanan penting agar tidak rusak. Pengaplikasian pupuk organik pada tanaman harus sesuai takaran dan dilakukan secara berkala agar hasil yang dicapai memuaskan.
3.2.      Saran
cara pengendalian limbah rumah tangga yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan limbah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak sumber daya. jika limbah atau sampau dikelola dengan baik selain mempunyai nilai jual juga menjaga lingkungan bersih dan aman dari polusi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar